7/03/2014

Tanpa Lawan Dialog

Ibu?
Lihatlah ibu, rumah kita terbelah dua.
Apa kita bisa memperbaikinya?
Ibu tak perlu membeli rumah lagi.
Rumah ini masih bisa diperbaiki.
Ibu kenapa kau tidak membenarkan rumahnya?
Ibu, siapa pria itu?
....
Ayah!
Ibu telah diculik!
Ayah lakukanlah sesuatu!
Eh? Ibu tidak diculik?
Lalu ia pergi dengan siapa?
Ia akan pulang kan?
Ayah, rumah kita terbelah dua.
Bisakah kita memperbaikinya?
Ayah bicaralah.
Ayah?
Ayah mengapa ibu belum pulang?
Ayah?
Ayah, dadaku mulai sesak, bisakah kita segera memperbaiki rumahnya?
Ayah, kepalaku mulai sakit, bisakah kita segera memperbaiki rumahnya?
Ayah?
***
Hai.
Halo?
Aku hanya ingin kau tahu bahwa..
Jariku sudah busuk kuhisapi terus.
Mataku sudah kering karena menangis.
Lidahku sudah putus kupakai berteriak.
Punggungku sudah patah, lelah.

Aku hanya ingin kau tahu.
Aku bukan tersiermu.
Apa luka ini terdengar sunyi di telingamu?
Dengarlah, dia ingin bicara padamu.
Dia menggonggong.
Ah, dia membasahi teleponnya lagi.
Sudah dulu ya.
Aku akan kembali lagi.
***
Aku bahagia kau ada, bintang.
Aku di sini, selalu akan di sampingmu.
Selamanya.
Janji kau akan terus bersinar, ya?
Aku bisa tersesat tanpa cahayamu.
Benar, sentuh bibirku.
Bibirmu terasa hangat dan manis di lidahku.
***
Halo ayah?
Kau masih di sana kan?
Lukaku sudah bungkam.
Ia sudah pergi.
Mataku sudah bulat kembali.
Jemariku sudah segar kembali.
Lidahku sudah tersambung kembali.
Punggungku sudah utuh kembali.
Dengarkah engkau?
Dunia bersorak akan aku dan bintang.
Apa ibu sudah pulang?
Ayah?
Ayah, bila kau sudah dapat berbicara kembali telpon aku, oke?
Sampai jumpa.
***
Selamat datang di semesta alam, matahari.
Aku di sini, selalu akan di sampingmu.
Selamanya.
Janji kau akan terus bersinar ya?
Aku bisa mati tanpa cahayamu.
Benar, genggam jemariku.
Jemarimu mungil sekali, mereka indah.
Mereka persis seperti punyaku.
***
Hai ayah.
Aku hanya ingin bilang bahwa..
Rumah itu tak perlu diperbaiki lagi.
Aku sudah punya yang baru.
Kau boleh tinggal di rumah baruku, bersama bintang dan matahari.
Kami di sini bahagia, aku bahagia dengan keluarga kecilku.
Ayah, aku merindukanmu..

Bicaralah sedikit saja..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar