6/13/2015

Pengalaman Ujian Keterampilan Seni Rupa SBMPTN

(Peringatan: Gaya bahasa dalam tautan ini menggunakan bahasa prokem dan campuran bahasa Inggris.)

Yak harus mulai dari mana ya...
Oke, lo tau kan kenapa gue jarang nge-post lagi? Ya, karena gue sudah kelas duabelas (dan baru aja lulus! Akhirnyaaa), baru saja selesai ujian SBMPTN. Iya, gue gak dapet FSRD ITB jalur undangan (malah teman gue yang dapet dari rumpun IPA lagi—dan kerennya dia menjadi satu-satunya orang yang dapat undangan masuk ITB sepanjang sejarah sekolah gue). Kali ini, gue akan ikut berkontribusi dalam membantu dedek-dedek yang akan mengikuti ujian masuk FSRD jalur SBMPTN dengan sharing pengalaman gue pas ujian. Disimak ya!

Pertama-tama, gue akan mulai dengan ujian tertulisnya dulu, karena tes masuk FSRD terdiri atas ujian tertulis dan ujian keterampilan seni rupa. Ujian tertulis terdiri atas TKPA (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar-yang-gak-ada-“dasar-dasarnya”, dan Tes Kemampuan Verbal-Numerikal-Figural) dan TKD Soshum (Ekonomi, Sosiologi, Geografi, dan Sejarah). Gue tes di SMAN 60   Jakarta. TKPA dimulai pukul 10.00 s.d 11.30 sedangkan TKD Soshum dimulai pukul 13.00 s.d 14.00. Oh ya, kita gak boleh pakai jam tangan pas ujian tertulis jadi gak tau kapan selesainya (tiba-tiba udah bel aja). Tipsnya nih ya, jangan sampai biarkan satupun mata pelajaran kosong. Kenapa? Konon katanya dari berita yang beredar di internet, kalau satu aja matpel dikosongin lo otomatis akan dinyatakan tidak lulus SBMPTN. Lebih baik diisi satu atau dua nomor, meskipun poinnya minus, seenggaknya usaha ngitung kancing lo lebih dihargai panitia. Nanti, dua mata pelajaran dengan nilai terendah akan diselisihkan dan hasilnya harus di atas 2,5 (misalnya Matdas lo nilainya -1 dan Ekonomi lo nilainya 4 nah lo masih aman karena nilai lo 3). Kalau lo lulus persyaratan tersebut, nanti disaring lagi sama PTN yang lo pilih sesuai dengan kriteria masing-masing (misalnya lo milih Sastra Inggris UI, berarti Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris lo harus bagus). Kira-kira begitulah.

Hari pertama selesai, hari kedua waktunya ujian keterampilan seni rupa. Lokasinya gue ambil yang di UNJ, karena kalau ngambil di ITB pertama: bukan daerah gue dan kedua: tes diselenggarakan pada hari kerja dan gak mungkin orang tua gue nganterin sampai Bandung. Gue dianter  sama orang tua sampai halte Ragunan untuk naik Transjakarta. Berangkat pukul 06.00 dan sampai di UNJ pukul 08.00, padahal mulai tesnya jam segitu. Panik kan. Mana gak bawa alas gambar A3. Akhirnya gue beli dulu sama yang dijual mahasiswa, harganya Rp 20.000. Ada yang dijual mas-mas bercincin dan berkalung batu akik di parkiran belakang UNJ, harganya jauh lebih mahal yakni Rp 50.000. Setelah beli alas gue langsung lari ke Gedung Raden Ajeng Kartini (padahal di kartu pesertanya alamatnya di gedung E, baru dikasih tau via Twitter @HumasUNJ H-1 gokil.). Setelah ambil kupon yang menentukan ruangan ujian, gue naik ke lantai 5. E e e ternyata mulainya diundur jadi pukul 09.00 bosqu wadoch padahal dah panique nich e ternyata yha yawdah nga papa dech yang penting slamat kan yha. Sambil nunggu, gue hitung kursinya satu ruangan ada 30. Rata-rata per lantai 3 ruangan diisi penuh peserta (bahkan ruangan gue aja sampai 33). Yang dipakai 5 lantai. Jadi, di hari pertama ujian keterampilan kurang lebih ada 450 peserta. Belum hari kedua. Ya Allah teguhkan hatiku...

Baiklah ini dia rangkaian tesnya:
1.       Tes Kemampuan Menggambar Objek alias Still Life
Ada tiga objek di atas meja yang disinari lampu ruangan dari atas. Objeknya terdiri dari kardus yang diselotip berbentuk kubus, bola plastik warna kuning di atas kardus, dan topi anyaman berbentuk kerucut yang disandarkan di samping kardus secara diagonal. Ya, basic banget. Kubus, bola, dan kerucut. Gue yakin udah pada jago sih gambar still life, hehe. Waktu yang diberikan sebanyak 60 menit. Gue sangat menyarankan untuk tengok kanan-kiri saat jari lo mulai pegel mengarsir sebagai patokan waktu. Misalnya teman sebelah lo udah mulai arsir, nah lo harus lebih cepat daripada dia. Gue juga menyarankan untuk memakai jam tangan (pas ujian keterampilan boleh pakai jam), kalau perlu yang ada alarmnya sekalian biar gak keteteran. Oh ya, satu lagi. Jangan arsir gosok. Gue gak tau kenapa gak boleh arsir gosok sih, tapi menurut bimbel gambar Creativeroom (bimbel baik hati yang suka sharing tips dan trik jitu lolos ujian keterampilan seni rupa di media sosial) arsir gosok itu haram. Kata teman gue yang bimbel di Villa Merah juga arsir gosok itu haram dan kertas kita harus bersih (tanpa noda sidik jari atau debu pensil yang gak sengaja bergesekan dengan tangan). Oh ya, jangan kebanyakan menghapus juga karena akan sangat menyita waktu.

2.       Tes Menggambar Ekspresi alias Gambar Suasana
NAH ini dia nih musuh semua orang. Gambar suasana. Time management sangat penting dalam sesi ini karena kita cuma dikasih waktu 90 menit. Ada dua soal, kita disuruh pilih salah satu. Ini dia soalnya:
·         Suasana pusat jual beli batu akik. Di dalamnya ada orang yang sedang tawar-menawar batu akik, penjual yang sedang menata jualannya, pembeli yang sedang pilih-pilih batu akik, dan orang yang sedang jalan sambil liat-liat batu akik. Gue pilih suasana yang ini karena paling familiar dengan gue, hehe. Kebetulan sekolah gue terkenal sama penjual-penjual batu akik yang suka mejeng di pinggir jalan raya. Iya, kalau lo naik taksi terus bilang “Ke SMA 66 ya pak” terus ditanya “Itu di mana ya mbak?” jawabnya “Jalan Bango Tiga pak, Pondok Labu” pasti dia langsung connect “OOOHH itu yang pusat batu itu to’? Yang warga pada nemu batu di rumah kosong?”-_-
·         Suasana taman bermain air (seperti Waterboom). Ada anak yang sedang naik perosotan, ada orang yang sedang berenang, ada orang yang sedang membawa ban untuk naik perosotan. Ya, itu aja yang gue ingat.

3.       Tes Potensi Kreativitas alias Psikotes
Hmm sebenarnya gue gak terlalu ngerti sih ya sistemnya ini gimana. Jadi, kita dikasih tiga soal, masing masing soal terdiri dari tiga panel yang berisi gambar yang sama. Gambarnya cuma tersusun atas titik, garis lurus, dan garis lengkung (beda-beda per soalnya). Perintahnya cuma disuruh melanjutkan gambar tersebut menjadi gambar yang utuh dalam waktu 45 menit. Sebelumnya, Creativeroom pernah share contoh psikotes di Facebook dan pas gue cari di Google namanya apa, ternyata tes itu namanya Wartegg Test. Tes tersebut biasa digunakan untuk tes CPNS. Nah, tentang apa itu Wartegg Test dan bagaimana cara jitu lolos Wartegg Test, silahkan cari di Google sendiri, hehe. Karena tesnya gak jauh beda, komponennya yang gue perhatikan juga dari Wartegg Test yang dikembangkan sedikit. I didn’t know what kind of magic they used, tapi tes tersebut merangsang gue untuk membuat gambar yang saling berhubungan di tiap panelnya. Well, terserah lo seperti apa gaya gambar lo, gak disuruh gambar hal-hal yang berhubungan satu sama lain kok. Bisa jadi gue ngerjainnya salah, hehe. Semoga aja enggak.

Nah, itu dia pengalaman gue dalam ujian SBMPTN demi masuk FSRD ITB dan DKV UNS. Perlu lo ketahui, gue bukan expert loh ya, gue aja pesimis lolos huhu. Tapi kalau memang jalannya sudah begitu ya mau bagaimana lagi. Saran gue bisa jadi benar bisa juga salah. Gue sangat menyarankan lo ikut bimbel gambar, apapun itu. Karena kelihatan banget bedanya mana yang ikut bimbel dan mana yang enggak (seperti gue huehehe), biasanya ngerjain gambar suasananya lebih cepat. Saat menggambar semuanya mengalir begitu aja, tapi tetap harus kontrol jangan sampai keenakan gambar e e e tetiba waktunya habis. Sebelum ujian, banyak-banyaklah berdoa dan minta didoakan orang tua. Jangan sombong, karena terbukti yang sombong bakal kena karma. Perbanyak latihan pakai waktu, perbanyak nonton Youtube tentang teknik gambar yang baik, cari-cari info soal ujian keterampilan dari tahun ke tahun, dan kalau bisa ikut try out yang biasa disenggelarakan bimbel gambar seperti Villa Merah, Bintang Merah, Creativeroom, dan sebagainya. Jangan remehkan ujian tertulis karena ujian tertulis berkontribusi 40% dari keseluruhan penilaian. Terakhir nih, jangan terlalu berharap. Setidaknya, selipkan rasa pasrah dan ikhlas, jaga-jaga kalau (jangan sampai) gak keterima. Tahun gue aja FSRD ITB hanya menyediakan 88 bangku (jalur SBMPTN) dengan peminat tiap tahunnya rata-rata 2000 orang, sedangkan DKV UNS hanya 13 bangku (jalur SBMPTN) dengan peminat tiap tahunnya rata-rata 600 orang. At least, jatuh dari lantai 5 gak lebih sakit daripada jatuh dari lantai 100.

Semangat semuanya, semoga Tuhan menjawab “Ya” atas doa kita.


Doakan aku lolos masuk FSRD ITB atau DKV UNS ya! :D

11/09/2014

Yay!

Tidak ada yang spesial, aku hanya suka ketika aku menengok ke belakang dan melihat diriku yang lama. Begitu jelek, bau, dan memalukan. Namun demikian aku senang sekali karena diriku yang dulu lah yang dapat membawaku hingga saat ini. Aku yang dulu merupakan bagian dari keberhasilanku saat ini.

Aku tak membicarakan keberhasilan materi, aku membicarakan tentang keberhasilan secara psikis.

Aku berhasil bahagia, aku berhasil keluar dari kebimbangan menentukan masa depan, aku berhasil melewati masa remaja yang sulit.

Selamat ulang tahun, Nisa. Meski hari ulang tahunku terjadi dua bulan yang lalu, anggap saja aku sedang berulang tahun saat ini karena aku baru saja menerima KTP.

Tidak bisa dibilang lepas dari masa remaja sepenuhnya memang, namun aku sudah menginjak anak tangga yang lain. Agak dingin dan berbatu.

Mungkin anak tangga di atasnya lebih dingin dan kasar.

Doakan aku ayah, ibu, anakmu sebentar lagi menjadi wanita dewasa.

10/11/2014

Tiga Tudung Raksaksa

Lihatlah mereka yang berkerumun di bawah pohon raksaksa
Bermain dan bernyanyi di bawah terik matahari
Menggunakan pakaian merah dan kuning, tertawa
Suara tawa mereka aneh
Wajah mereka dipoles dengan riasan yang aneh pula

Lihatlah mereka yang berkerumun di bawah rumah raksaksa
Berbicara dan berdiskusi tentang awan-awan yang bergerak
Terlihat sibuk dan rumit, berteriak
Suara teriakan mereka aneh
Jiwa mereka dipahat dengan bentuk yang aneh pula

Lihatlah mereka yang berkerumun di bawah tenda raksaksa
Tertidur dan melamun melihat titik-titik hujan turun
Tak ada beban, statis
Mereka tak bersuara, aneh
Tubuh mereka berdiri dalam posisi yang aneh pula

Di atas sana ada dewa
Entah satu atau lebih
Memandangi mereka yang terhalang dedaunan, atap, dan terpal
Maka dewa buatkan matahari, awan, dan hujan
Agar mereka sadar dewa ada di atas sana
Meski tak terlihat dari balik dedaunan, atap, dan terpal
Yang sibuk tertawa, berteriak, dan tidur

9/22/2014

Doraemon Dan Labirin Kaleng

Suatu hari aku menonton film Doraemon dan Labirin Kaleng. Duduk melihat gambaran abad 22 versi dunia Doraemon, sungguh lucu. Manusia membuat robot yang bentuknya sedemikian rupa mirip seperti manusia agar dapat berfungsi layaknya manusia, untuk membantu pekerjaan-pekerjaan manusia. Lalu seorang ilmuwan membuat robot yang lebih canggih daripada robot-robot lainnya, robot yang dapat berpikir dan bekerja selayaknya ilmuwan, memiliki nafsu selayaknya manusia yang diciptakan untuk membantu sang ilmuwan bekerja dalam membuat penemuan-penemuan baru, bahkan mungkin robot baru. Robot itu kemudian berubah menjadi jahat karena terlalu sempurna. Ia diciptakan dengan akal, ia ingin menguasai dunia, memperjuangkan kasta robot yang bukan sekedar pembantu manusia. Ia lalu menciptakan teknologi untuk manusia yaitu sebuah alat transportasi yang membuat manusia tak perlu repot-repot berjalan, bernapas, bahkan buang air besar lagi. Manusia menjadi bergantung pada alat tersebut dan membuat mereka lumpuh karena tak pernah lagi menggunakan kakinya. Selagi robot jahat tersebut mulai mencuri kekuasaan-kekuasaan di kota-kota dan negara-negara, para manusia diculik dan dimusnahkan.

Cerita dimulai saat Nobita menemukan koper misterius yang ternyata isinya adalah portal menuju Dunia Kaleng. Melalui portal, Nobita dan Doraemon menjelajah Dunia Kaleng yang indah dan modern, hingga mereka melihat masalah besar yang melanda Dunia Kaleng. Merasa kemanusiaan dalam ancaman, Nobita dan teman-temannya berani berjuang melawan robot ilmuwan jahat tersebut untuk kebenaran.

Sang Pencipta dikhianati oleh ciptaannya sendiri.

Alkisah hiduplah seorang manusia dengan kecerdasan di atas rata-rata. Pada zaman itu ia hidup dalam ketidakadilan dan justifikasi kaum-kaum barbar. Lalu, ia mengaku bahwa ia mendapat pencerahan yang disebut-sebut datang dari atas langit, suatu tempat yang tak bisa orang raih. Ia datang dengan peraturan baru, menyeimbangkan kebenaran dan keburukan, memperbaiki kerusakan yang dibuat oleh manusia pada masa itu. Perjuangan yang ia lakukan sangat berat karena hanya ia dan sahabat-sahabatnya sendiri yang dulu melawan peraturan yang sudah dipercaya oleh orang-orang ratusan tahun lamanya. Kaum minoritas melawan kaum mayoritas. Orang itu bernama Nabi.

Nabi bukan orang biasa, melainkan orang dengan spiritualisme tinggi. Dikatakan dalam cerita bahwa ia dapat berkomunikasi dengan mahluk-mahluk yang tak semua orang dapat lihat, menelaah misteri kematian, bahkan berkomunikasi dengan penciptanya, pencipta umat manusia. Ia berkata manusia diciptakan oleh zat tunggal yang berkuasa atas segala isi dari alam semesta, awal dari segala awal, akhir dari segala akhir, yang paling sempurna dari yang paling sempurna, mahluk adidaya. Ia disebut Tuhan.

Membangunkan orang dengan suara saja tidak cukup. Nabi butuh alat lain untuk menyadarkan orang-orang bahwa apa yang mereka percaya selama ratusan tahun adalah keliru. Ia mendakwahkan firman Tuhan yang akan hanya tertanam pada memori pendengarnya. Akhirnya, muncul dokumentasi dari firman-firman Tuhan berupa bukti fisik agar peraturan Tuhannya dapat hidup hingga puluhan atau ratusan tahun kedepan. Dokumentasi itu disebut Kitab.

Untuk apa aku mematuhi “firman Tuhan”-mu kalau “firman Tuhan”-ku lebih menguntungkan diriku? Untuk apa aku mengikuti peraturan baru bila peraturan lama ini sudah membudaya, mendarah daging dari zaman nenek dari nenekku hidup, yang dipercaya selama ratusan tahun? Bagaimana aku percaya bahwa apa yang kau katakan adalah benar, sedangkan apa yang kupercaya adalah salah?

Turunlah sesuatu yang menjanjikan keuntungan bagi orang-orang yang mengikuti peraturan baru sang Nabi, suatu konsep yang tak pernah terpikirkan oleh manusia manapun. Barang siapa yang meninggalkan ajaran lama (yang merupakan adat buruk) maka akan dijanjikan kehidupan yang tentram dan damai setelah kematian. Namun, bukan hadiah atas perilaku baik yang lebih menarik perhatian melainkan hadiah atas perilaku buruk. “Barang siapa yang menentang ajaran Kami, maka akan menjalankan hidup setelah mati dengan sangat sengsara. Ia akan ditempatkan pada tempat dengan api abadi, di mana manusia sebagai bahan bakarnya. Di sana kalian akan disiksa dengan berbagai jenis siksaan pedih yang kekal”. Pada masa itu manusia percaya adanya kehidupan setelah kematian. Konsep hadiah atas amalan baik dan buruk, serta dunia setelah kematian disebut Surga dan Neraka.

Nabi berhasil menyeimbangkan yang baik dan buruk. Nabi berhasil menyebarkan virus kebaikan, berdasarkan firman Tuhan. Peradaban manusia berubah menjadi damai dan lebih baik dari sebelumnya. Ajaran baru, era baru dimulai saat itu.

Waspadalah terhadap Nabi lain setelah aku.

Beratus tahun berlalu, Nabi sudah lama mati namun ajaran Kitab tak pernah hilang. Sebuah warisan dari seseorang yang pernah memperjuangkan keadilan, sebuah warisan dari seorang pahlawan. Manusia banyak berkembang, manusia banyak berubah, memperbaiki diri dan memperbaiki peradaban untuk kehidupan yang lebih baik. Lalu tiba di suatu titik di mana Kitab mulai dipertanyakan. Seiring waktu berubah, banyak hal yang bertentangan dengan Kitab, banyak penemuan yang tak disebutkan dalam kitab. Manusia kembail hidup dalam tanda tanya seperti anak ayam kehilangan induknya. Lalu, bagaimana mereka kembali hidup pada jalan yang lurus, sedangkan ajaran Kitab kini mulai tak sejalan dengan peradaban? Tiada Nabi lain yang lahir, tiada Nabi lain yang akan menyelamatkan mereka. Apa yang mereka percaya selama ratusan tahun kini tak berguna bagi hidupnya karena peradaban telah bermetamorfosa terlalu jauh dari dasar kebaikan yang dikatakan Kitab. Satu persatu manusia mulai meninggalkan ajaran Kitab. Meski sulit, namun mereka mencoba berdiri di atas kaki sendiri. Tiba masanya manusia hidup dengan pedoman dan prinsip hidup secara individual.

Apakah Kitab yang sudah lama kita percaya itu benar? Apakah Kitab yang ada saat ini asli? Mengapa hidup dapat berubah jauh dengan ajaran Kitab, sedangkan dasar dari kita hidup sendiri adalah Kitab itu sendiri?

Apakah Nabi berkata benar, bahwa peraturan baru yang ia bawa saat itu merupakan firman Tuhan?

Dapatkah Manusia mencari kebenaran dari pikirannya?

Nobita dan Doraemon menelusuri Labirin Kaleng untuk mencari kebenaran.

Orang-orang mulai gelisah, lalu munculah Nabi-Nabi baru yang entah asalnya dari mana, yang berkata bahwa mereka telah berkomunikasi dengan Tuhan, yang berkata bahwa mereka membawa firman Tuhan yang baru untuk hidup lebih baik.

Namun, apakah para manusia memercayai para Nabi itu?

Waspadalah terhadap Nabi...

Tentu tidak.

Manusia muak, manusia tak percaya lagi pada para Nabi. Mereka lebih percaya pada diri mereka sendiri. Beratus tahun lamanya mereka percaya ajaran Kitab, tiba era di mana segalanya menjadi bertentangan dengan “firman Tuhan”, era saat para manusia modern itu hidup. Manusia bersama-sama bersatu, berunding untuk membuat peraturan baru yang tidak berbentuk ajaran, yang dapat diganti seiring perkembangan zaman, berdasarkan dari kesalahan yang telah mereka pelajari. Kini, Kitab hanya buku dongeng bagian dari sejarah.

Jangan sudahi cerita kita dulu, masih ada yang perlu dibahas.

Kalian tahu pareidoila apa ini, kalian bisa menghubungkan cerita ini ke cerita lain, dari titik satu ke titik lainnya. Rasa sakit mulai menjalar di pipi kalian, realita begitu menyakitkan bukan? Aku tak bicara bahwa cerita itu adalah cerita yang kuselewengkan dari realita yang ada. Manusia di era sekarang terbagi atas dua tipe, manusia yang masih percaya dengan Kitab dan manusia yang tidak. Bagi kalian yang masih percaya Kitab, bersyukurlah kalian akan menerima Surga setelah mati nanti. Namun bagi kalian yang sudah tidak percaya Kitab lagi, mari kita sama-sama diskusikan apakah hidup setelah mati itu benar-benar ada?

Bila Kitab memang benar berisikan firman Tuhan, berarti para Manusia tidak percaya pada Tuhan mereka lagi bukan? Zat yang menciptakan Manusia, Alpha dan Omega, yang paling sempurna dari yang paling sempurna, mahluk adidaya?

Sang Pencipta telah dibangkang oleh ciptaannya.

Doraemon Dan Labirin Kaleng.

8/03/2014

Serius Sebentar. Acak

Pukul tiga dini hari. Ditemani segelas teh hangat dan gemuruh dengkuran Aksel, kucing peliharaan.

Saya memang tidak menyukai kopi. Kopi itu pahit. Sesuatu yang tidak dapat saya atasi. Saya memang ingin hidup enaknya saja, segelas teh dengan dua bongkah balok gula.

Semakin aku tahu semakin aku bodoh. Semakin aku berusaha berpikir semakin aku merasa tidak berkemampuan untuk mencerna. Semua data, tulisan, kalimat kubaca tapi tak kumengerti. Mungkin mata ini lelah, mungkin mata ini butuh kaca mata baru, mungkin penyakit disleksiaku semakin parah. Entahlah, keimanan bukan sesuatu yang mudah untuk dibahas.

Rakyat Indonesia sedang gemar membicarakan iman. Bukan dia yang suka mencuri mangga tetangga, bukan. Namun topik yang tak pernah basi untuk diperdebatkan. Yang merasa benar melawan yang juga merasa benar. Semua bergargumen, saling bertukar pikiran, dan terkadang berujung cacian lalu baku hantam. Kepercayaan kuno yang tidak sejalan dengan teori baru dianggap fiksi oleh sebagian orang dan mereka para ilmuwan dianggap balita yang tak tahu apa-apa. Sungguh, aku cinta homo sapien.

Dalam Islam, saling mengingatkan untuk kembali ke jalan yang dibenarkan Islam adalah wajib hukumnya untuk sesama umat muslim. Sama seperti agama lainnya, agama yang berkiblat pada keesaan tuhan. Namun, keimanan adalah hak privasi. Terlahir Islam bukan berarti hidup Islam di usia dewasa. Semua terserah masing-masing individu. Keimanan memang hak privasi.

Bagi sebagian orang, akan kebingungan bila hidup tanpa pegangan. Sedangkan mereka yang merasa bisa hidup sendiri bebas terbang walau liar. Tidak setiap individu itu sama, dalam suatu kelompok pasti anggotanya memiliki kapasitas berpikir yang berbeda. Kesamaan dalam hal tertentu membuat mereka terikat dalam suatu kelompok dan menjalankan misi mereka masing-masing yang disebut-sebut “Guna menyadarkan umat manusia”.

Banyak orang mulai belajar untuk membuka pikirannya. Keterbukaan pikiran membuat banyak hal yang masuk ke tubuhnya, termasuk virus. Namun tidak hanya virus. Vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya juga berdampingan dengan virus dan parasit ikut masuk menginjeksi pikiran banyak manusia. Terlebih teknologi kian maju, untuk didengar banyak orang sama mudahnya dengan meminum segelas air. Tinggal pilih, tetap pada ajaran yang lama atau ikut dengan perkembangan yang ada.

Namun, bagaimana dengan orang yang mengikuti tradisi sekaligus ikut arus modernisasi?

Mereka tidak mau rugi. Merasa neraka dan surga ada, mereka tetap mengagungkan tuhan mereka. Di sisi yang lain mereka juga membenarkan pernyataan sains yang mematahkan firman “tuhan” pada kitab suci mereka. Dunia ini terus berubah dan menua. Budaya hilang, revolusi pemerintahan, evolusi hewan, sosiologi dan sains. Ya, ilmu memang semakin dipikirkan semakin membuat kita bingung. Ini bisa menjadi bukti bahwa tuhan yang menciptakan manusia dengan sangat kompleks sehingga mereka selalu tersesat dalam ilmu pengetahuan, membuat rasa ingin tahu yang lebih dalam dan akhirnya gila di jalan atau merasa rendah diri karena belum tahu apa-apa. Semua yang tidak diketahui manusia adalah ilmu yang tuhan punya. Adalah teori ateisme yang berkata bahwa tuhan tercipta dalam pikiran manusia atas apa yang tidak dapat diketahuinya. Simpelnya, kitab suci adalah buatan manusia.

Hawking pernah berkata, menanyakan ada apa sebelum Big Bang itu sesuatu yang tidak ada gunanya untuk diperdebatkan. Seperti apa yang paling selatan dari kutub selatan. Bila kita tarik garis lurus, ada luar angkasa, ruang hampa udara di titik paling selatan dari kutub selatan, titik tak tentu. Hawking secara tidak langsung bilang tidak ada apa-apa di balik Big Bang. Big Bang adalah ujungnya, Big Bang adalah awal dari segalanya, titik. Namun manusia tetap kebingungan. Mereka haus akan rasa ingin tahu. Mereka menerka-nerka ada apa di balik Big Bang, ada apa di balik penciptaan seluruh alam semesta yang begitu luas dan 99,9% belum terjamah manusia. Mereka sebut “Tuhan” yang berdiri di balik Big Bang.

Kita hanya bisa kembali ke masa lalu melalui sejarah yang ditulis oleh para pemenang. Kita terlahir di masa kecanggihan teknologi elektronik, bukan di masa terbentuknya peradaban sungai Gangga, bukan di masa kekaisaran Romawi, bukan di masa nabi Ibrahim atau nabi Muhammad. Kita tidak bisa bersaksi langsung bahwa ayat-ayat Alquran benar-benar turun tertulis dalam media alam atas bukti kekuasaan Allah. Dan kita juga tidak terlahir di masa depan, masa yang juga tidak kita ketahui seperti apa, bahkan lebih parah dari masa lalu. Tidak ada petunjuk mengenai apa yang terjadi di depan sana dan tugas kita hanya berjalan terus berusaha untuk hidup dan beranak.

Karena sejarah ditulis para pemenang, mungkin saja, mungkin, tuhan dan setan adalah dua pihak yang selalu berperang hingga tuhan menang atas setan dan ia menuliskan hal-hal yang buruk tentang setan? Entahlah. Namun sejauh ini firman tuhan banyak mengajarkan manusia mana yang baik dan mana yang buruk sehingga semuanya menjadi terstruktur.

Saya pribadi, sejujurnya merasa ateisme masih mengganjal karena ilmu sains banyak belum menjelaskan hal ini itu. Oh ya, ateisme bukan layaknya sebuah kepercayaan. Ateisme adalah suatu ketidak percayaan. Ketidak percayaan atas tuhan dan ajaran agama. Ini bukti bahwa manusia memang ada batasnya karena masih belum dapat menjelaskan banyak hal. Ini bukti ada sesuatu di balik Big Bang, yang bertanggung jawab atas pembentukan segala yang bertaburan di langit, atas segala yang bernapas di muka bumi, yang saya akui Allah yang bertanggung jawab. Namun, saya juga tidak dapat menolak kalau sikap kritis manusia yang bergesekan dengan “firman tuhan” dalam kitab suci dan terbukti logis. Seperti mengapa sebaik apapun orang kafir tidak dapat masuk surga atau mengapa, bila tuhan memang berkehendak, membuat suatu bangsa terinjak oleh bangsa lainnya selama berabad-abad dan bila bangsa itu sudah tidak diinjak-injak lagi maka itulah tanda-tanda kiamat. (baca: Palestina)

Semua memang memungkinkan. Ilmu sains juga hanya hasil dari pemikiran dan pembuktian yang dianggap valid oleh manusia. Agama juga sesuatu yang hakiki, yang (mungkin) tidak diubah oleh tangan-tangan tertentu dan dan tidak berubah oleh perkembangan zaman. Sains ibarat air dan agama ibarat batu. Sains bersifat dinamis sedangkan agama bersifat solid. Bila sains hilang karena menguap (air) maka ia akan kembali menjadi air melalui proses hujan. Namun bila agama (batu) hilang karena hancur, sesungguhnya ia tidak hilang. Ia hanya pecah menjadi berkeping-keping. Itulah yang disebut perpecahan paham dalam suatu agama. Bonus, air dan batu sulit untuk menyatu.

Bisakah kita hidup berdampingan saja tanpa memusingkan mana yang paling benar, kawan? Urusi saja hidup kalian dan nafkahi keluarga kalian masing-masing dengan baik. Urusan kepercayaan memang hak privasi.

Untuk semuanya, mohon maaf lahir batin yaa dan khusus umat muslim, selamat hari lebaran!

-animus beserta keluarga dan jajaran kucing di rumah-

7/27/2014

Celebrating 5000 All-Time Pageviews

Berkah ramadan. Selain dapet ayam K*F*C dari LINE, pada akhirnya di penghujung bulan ramadan ini pageviews blog gue mencapai pada angka 5000. LIMA RIBU KUNJUNGAN MEN! ALHAMDULILLAH!!!!11! #sohappy #blessed #berkahramadan #liburlebaran #jokowimenang #ahmaddhanipotongweewee

Walaupun besar kemungkinan kalau setengah angka di atas dicetak oleh gue sendiri yang bolak-balik buka blog buat ngecek tulisan, tapi gue senang banget. Jadi, makasih buat yang sudah membaca diary basi dan resensi novel-novel berantakan yang sudah gue tulis. Terima kasih kepada pihak Google dan Blogger yang mempermudah orang untuk menulis dan dilihat orang banyak. Terima kasih kepada penulis-penulis yang nggak marah gue bikin resensi novel kalian dengan candaan yang garing. Terima kasih juga kepada orang-orang yang bersedia gue tulis ceritanya walau sebagian gue gak bilang-bilang juga. Pokoknya gue senang banget. MAKASIH YA GUYS!

Semenjak tahun 2011 gue bikin blog dengan isi curhatan anak SMP, ngomongin si ini dan si itu, zamannya di mana gue masih suka ngegosip (sampai sekarang sih masih, tapi lebih profesional lah), zaman di mana gue masih suka Justin Bieber, zaman di mana gue masih nulis SMS campur-campur angka dengan huruf, zaman di mana Super Junior masih beranggotakan sebelas orang (yang dua udah kabur), pokoknya zaman di mana pageviews gue benar-benar murni gue yang baca sendiri sampai sekarang akhirnya, all-time pageviews blog ini mencapai angka goceng.

Iya sih ini riya. Gak apa-apa lah emang gue sombong kok.

Prabowo sayang kuda. I love you semua.
Tapi gue di sini juga rada delusional. Gimana gue ngebuktiin kalau yang benar-benar berkunjung ke blog gue itu manusia beneran bukan bot atau hantu?

Yang penting gue bahagia.
Salam tiga jari!

Bonus tip: playlist wikiplayer blog gue
1. Recover - CHVRCHES
2. Two Weeks - Grizzly Bear
3. Next Year - Two Door Cinema Club
4. Debu-Debu Berterbangan - Pandai Besi
5. Vakansi - White Shoes & Couple Co.
6. Marching Band of Manhattan - Death Cab For Cutie
7. Mind Mischief - Tame Impala

Semoga berkenan.

7/14/2014

Review Ananta Prahadi

Judul novel         : Ananta Prahadi
Penulis               : Risa Saraswati
Penerbit             : Rakbuku
Tahun terbit        : 2014

Ananta Prahadi terbit pada bulan Mei dan novel tersebut baru sampai di tangan gue bulan Juli. Dalam kitab suci jemaah Sarasvamily, akan dianggap basi kalau lo baru membeli karya terbaru Risa dan Sarasvati setelah selang waktu berbulan-bulan dari tanggal peluncurannya. Sebelumnya, Risa pernah menulis sedikit gambaran dari Ananta Prahadi di blog pribadinya. Perlu waktu lama untuk menimbang-nimbang apakah novel Ananta Prahadi layak untuk dibeli atau tidak, karena hati kecil gue ragu novel karya Risa Saraswati yang keempat ini akan sebagus ketiga novel sebelumnya. Oh ya, Ananta Prahadi bukan termasuk trilogi Danur, melainkan cerita cinta hasil imajinasi penulisnya. Ini sebabnya mengapa gue sedikit ragu kalau Ananta Prahadi akan sesukses Danur, Maddah, atau Sunyaruri. Membludaknya novel fiksi cinta di pasaran membuat originalitas cerita cinta sangat langka. Namun, dugaan gue salah dan Risa Saraswati selalu bisa membawa kejutan terbaru di setiap karyanya.

Ada tiga tokoh utama di sini yaitu Tania, Ananta, dan Pierre. Tania adalah perempuan egois, angkuh, namun sensitif dan rapuh di dalamnya. Ia dianggap gila oleh lingkungannya karena emosinya yang mudah tersulut dan berani menyerang siapa saja yang tak sejalan dengannya. Meski begitu, sebenarnya Tania memiliki hati yang murni. Sedangkan Ananta adalah pria polos sahabat Tania yang suka bersih-bersih. Ananta berperan menjadi babysitter Tania sekaligus agen pemasaran lukisan-lukisan yang dibuat Tania. Dari penjualannya, Ananta memperkenalkan Tania kepada salah satu pembeli lukisannya yang bernama Pierre, laki-laki berdarah Prancis separuh Cigondewa yang merupakan kolektor seni. Tania jatuh cinta pada Pierre, namun Tania juga tidak bisa bohong kalau Ananta juga mencuri hatinya. Perlahan-lahan Pierre dan Ananta sama-sama menuntun Tania menjadi perempuan baik hati sepenuhnya.
Secara garis besar, konflik yang dihadapi tokoh utama adalah cinta segitiga. Tokoh antagonisnya adalah mental Tania yang tidak stabil sendiri. Pengupasan sifat Ananta dan Tania melalui cerita persahabatan keduanya menjadi pembukaan Ananta Prahadi. Kelucuan dan keluguan Ananta dalam bertutur kata membuat cerita tidak begitu datar dengan drama yang mendominasi, salut kepada orang Sunda yang selalu pandai dalam berkomedi. Pierre muncul di tengah cerita, menggantikan Ananta yang pergi sementara dari kehidupan Tania. Pola ceritanya adalah Ananta datang-Ananta hilang-Pierre datang-Pierre hilang, diulang terus hingga ditutup dengan kepergian salah satunya dari hidup Tania untuk selamanya.
Di segmen selanjutnya terdapat perkenalan tokoh Pierre melalui jalinan cinta dengannya dan Tania. Pierre adalah pria tampan yang mudah memahami karakter dan kemauan Tania. Dia tidak pernah mengeluh atas emosi Tania yang selalu berubah-ubah, tidak seperti pria yang banyak menggalau di internet dan menjadi insecure. Pierre seperti dewa yang dibuang ke dunia dari Olympus, sempurna dalam segi fisik maupun kepribadian.

Kelebihan Ananta Prahadi justru banyak terletak pada minor details-nya. Jalan ceritanya mungkin rada mainstream, tetapi keberagaman sifat dan karakter setiap tokoh yang kuat membuat ceritanya menjadi kaya. Tania yang kasar dan angkuh bertabrakan dengan Ananta yang sopan dan polos lalu bertabrakan lagi dengan Pierre yang tenang dan menghanyutkan, dua kata untuk penokohan novel ini: well balanced.
Ananta Prahadi juga mengambil latar yang beragam. Kebanyakan menggambarkan suasana kota Bandung yang sejuk dan asri, namun Ananta Prahadi juga mengambil latar negara Eropa yang jarang dibicarakan dalam dunia pernovelan: Rumania. Selain Rumania, Tania juga pergi ke Polandia, Prancis, dan Swiss. Suasana Eropa yang dingin dan romantis semakin mendukung hangatnya jalan cerita.

Hal lain yang menarik dari Ananta Prahadi adalah sisipan ciri khas yang Risa tidak dapat tinggalkan, yaitu hal mistis. Terdapat adegan di mana Ananta berceletuk kalau adiknya Pierre mirip kunti karena rambutnya panjang. Juga saat Tania pergi ke rumah Pierre, pohon beringin yang dipilih Risa untuk menghiasi halaman rumahnya. Lumrah sih pohon beringin bertengger di halaman rumah seseorang, tapi minor details ini langsung membuat gue nyambung sama ciri khas Risa yang mistis. Ciri khas lain yang turut tidak hilang dalam Ananta Prahadi ini adalah kedramatisan seorang Risa dalam menuturkan cerita.

Hampir sulit menemukan kekurangan dari Ananta Prahadi. Namun yang agak mengganggu gue adalah konflik yang klimaksnya kurang “ditarik”. Banyak konflik yang dibiarkan penuntasannya kurang selesai. Mirip hantu yang masih punya unfinished business lah kalau kata teh Risa *tsah*. Ditambah konflik yang cara penyelesaiannya masih bisa dimaksimalkan lagi. Tetapi cara Risa memainkan alur cerita begitu menyenangkan. Pembaca akan dibuat lelah mencapai puncak konflik dan dibuat meluncur dengan asyik seperti lelah menanjak bukit untuk main wahana flying fox.

Terakhir,  membaca Ananta Prahadi seperti menonton drama Korea; lucu, dramatis, romantis, dan sendu bercampur menjadi satu. Akhir cerita memang mudah ditebak, namun cara menutup Ananta Prahadi yang tidak bisa ditebak. Pokoknya bukan seperti apa yang kalian pikirkan dari membaca teaser di blog pribadi Risa. Gue beri nilai Liam Hemsworth dari keseluruhan angka kegantengan Pierre yang unlimited itu. Aduh apa sih ini. Pokoknya Ananta Prahadi cocok untuk kalian yang suka novel dengan alur cerita ringan dan romantis, meski karakter Tania sendiri jauh dari kata “ringan”.


Satu lagi, semoga kalian gak bingung sama resensi novel kali ini ya.