8/28/2012

Kus part 1

Yogyakarta, kota yang hangat, indah, dan ramah. Aku sangat mencintai kota ini. Sudah 10 tahun aku menginjakkan kakiku di tanah berpasir vulkanik. Namaku Kus, dan ini ceritaku.
Pernahkah kalian berpikir bahwa sekolah sangat membosankan? Aku benci sekolah, duduk berjam-jam mendengar pak Thomas bercerita betapa hebatnya anaknya yang telah menjadi kolonel di timur. Teman-temanku tak kalah membosankan dengannya, mereka hanya menyombongkan harta orang tuanya, bersenang-senang disamping tungku perapian dengan menyiksa rakyat pribumi. Hanya Peter yang tidak seperti mereka. Ia sering kabur dari pelajaran denganku dan bermain-main dibawah pohon manggis di belakang sekolah. Jika ketahuan ibuku maka aku habis dimarahinya. Ibuku masih sangat belia. Perbedaan umur kami hanya 20 tahun. Wajar, ia menikahi ayahku saat ia berumur 16 tahun dimana ayahku berumur 50 tahun. Di tanah kelahiranku, perempuan tak ada artinya dibanding harta dan tahta. Ayahku seorang bupati, pejabat keraton yang setia. Ia memang bergelimang harta, menjabat kedudukan tinggi namun hatinya sangat baik. Kalau saja ia tidak pergi menghadap-Nya saat aku berumur 3 tahun mungkin perawakannya akan lebih jelas di ingatanku. Aku benci ayah tiriku, benci. Ia hanya dapat memakan harta tanpa bekerja. Bagiku ia tidak lebih rendah dibandingkan seorang gelandangan. Korupsi yang membuatnya bangkrut dan menikahi ibuku, janda bergelimang harta. Terkadang aku bertanya kepada Tuhan, marah kepada-Nya, mengapa ayah meninggalkanku begitu cepat? Bahkan aku belum dapat merasakan bagaimana hangatnya rangkulan ayah, ketegasannya dalam menghadapi masalah keegaraan, dan kebahagiaan saat ia pulang dari keraton membawakanku mainan listrik dari Belanda. Kakakku, Risman lebih beruntung dibandingkanku. Setidaknya ia telah mendapatkan kereta listrik itu. Aku iri padanya. Aku memang warga kerajaan namun aku tidak berlaku selayaknya bangsawan
"Kus, kau tahu? Ayahku terus bercerita tentang manusia kerdil bermata sipit. Aku penasaran, mungkinkah kurcaci ada?" tanya Peter yang sedang duduk di dahan pohon. "Kau percaya kurcaci? Setidaknya kurcaci tidak bermata sipit" jawabku.
"Tapi kata Sarah mereka ada! Kata ayahku mereka sangat kejam dan mereka akan datang ke sini. Setiap hari ayahku selalu menyebut mereka Nippon dengan intonasi marah"
Mataku terbelalak. Mungkinkah kurcaci dapat berlaku kejam? Setahuku mereka ramah dan senang bekerja keras di hutan. Lagipula, apa itu Nippon? Apakah para Nippon tak punya tempat tinggal lagi? Buat apa mereka ke sini?
"Mungkin ayahmu hanya menakutimu saja, Peter. Kurcaci itu hanya ada di dunia dongeng. Lagipula aku tak pernah mendengar yang berjenis Nippon. Seharusnya kau lebih sering tidur tepat waktu hahahahaha"
Aku mendengar langkah kaki yang cepat. Saat aku berbalik ibuku datang dengan peluh yang mengalir sangat deras. Ia menarik tanganku dari Peter, tanpa menjelaskan atau mengeluarkan sepatah katapun. Aku mengelak namun kembali ia menarikku, membawaku pulang meninggalkan Peter sendiri
"Apa yang ibu lakukan? Aku tidak pulang larut malam, aku baru saja bermain!"
"Jauhi orang Belanda itu, Kus!"
"Apa salah Peter? Apa salahku? Aku hanya ingin bermain!"
"Kau bisa mati karenanya! Jauhi orang-orang Belanda! Jauhi keluarga Peter!"
Kenapa ibuku? Ada apa dengan Peter? Aku bingung, kenapa dengan orang-orang Belanda? Tak biasanya ibuku membenci keluarga Peter seperti itu. Lalu kenapa aku bisa mati karenanya?
Pertengkaran kami berhenti saat kami mendengar ketukan pintu yang disertai suara langkah kaki yang berat. Ibuku menggendongku ke kamarku, menyuruhku untuk bersembunyi di lemari pakaian. Aku hanya diam, menguping sedikit pembicaraan mereka. Rupanya ibuku sedang berbicara dengan tentara Nippon
"Dimana manusia Netherland itu" tanya seorang Nippon dengan logat yang aneh. Lidahnya seperti tertarik saat ia mengeja huruf L dan menjadikannya semi R. Benarkah kurcaci itu ada? Mengapa ibu menyembunyikanku dari Nippon?
"Saya tidak tahu, saya tidak mempunyai urusan dengan orang Netherland dan Nippon seperti kalian. Saya hanya pejabat kerajaan, itu yang saya tahu"
Terdengar benturan keras sesaat ibu menyelesaikan kalimatnya. Aku kaget, khawatir akan ibuku. Lekas aku keluar dari tempat persembunyianku dan menghampiri ibuku. Rupanya Nippon tidak seperti apa yang Peter katakan. Mereka tinggi dan gagah, berkulit kuning dan matanya sipit bahkan beberapa kulihat samar-samar tampak. Seorang laki-laki yang sedang memegang pedang panjang menghampiriku, menarikku kepada pemimpin mereka
"Kamu teman orang Netherland? Dimana orang Netherland itu?"
Aku hanya terdiam, ketakutan. Nafas orang Nippon terasa berat dan panjang, raut wajah mereka juga menyeramkan. Aku melihat ibuku yang terkulai lemah dengan memar di pelipis kanannya. Pria itu lalu menggamparku. Rasa sakit seperti tak terasa karena tertutup oleh rasa khawatirku akan ibuku
"Dimana orang Netherland itu?!"
"Peter ada di rumahnya bersama ayahnya! Kalian tidak akan pernah dapat menyentuh Peter! Ayahnya seorang tentara!"
Pemimpin Nippon itu tersenyum kecut padaku, "Kamu sudah memberiku informasi yang baik, terima kasih"
Lalu tiba-tiba aku merasakan dentuman keras di kepalaku, mendengar jeritan ibuku dan ayah tiriku. Semua menjadi gelap... sangat gelap...

8/14/2012

Urban Myth: By Games

Gue bakal share opini gue tentang urban myth yang baru-baru ini booming di kancah internasional
Lo tau kan Slenderman? itu loh yang ada di 9gag yang cowok tangannya panjang, kakinya panjang, dan kurus dan dia gapunya mata, hidung, mulut sama kuping. lo mainin aja game-nya "SLENDER" dijamin gabisa tidur-_-
Sebenernya Slenderman itu fake. lo cari di youtube itu yang video Slender Documentary, itu palsu. dari angle dia ngambil gambar juga udah bikin dia fake. tapi karena game indie SLENDER itu lagi booming makanya orang percaya kalo Slenderman itu ada. kisah Slenderman sendiri itu awalnya dari kontes online bikin kreatifitas cerita serem. jadi si pembuat slenderman itu nge-photoshop foto slenderman ke foto panorama abad 18-an. ceritanya Slenderman itu gapunya muka, tingginya 12 kaki, pake tuxedo, punya tentakel di belakangnya dan definitely dia bukan orang. dia suka ngehantuin hutan di amrik sana dan dia suka nyulik orang yang lagi tersesat, entah buat dimakan atau dikirim ke dimensi lain. alhasil karena emang sotosopnya udah kayak beneran, orang-orang jadi salah persepsi kalo Slenderman itu nyata. muncul lah ide bikin indie game berjudulkan SLENDER dan sukses bikin 9gagger (dan anak muda lainnya) ketakutan sama Slenderman. Slenderman bukan orang, bukan hantu, bukan hewan, dan bukan alien. he's kinda unknown being that (maybe) try to survive (from his hunger :P). game-nya juga sederhana kok, kalo emang gamau mainin lo liat aja di youtube, itu banyak banget walkthrough SLENDER. dan sekarang jadi urban myth karena para 9gagger *trollolololol*. sebenernya gue juga takut akan si Slenderman, karena lo tau kan di negara kita sendiri ini yang banyak hutan dan sejarah yang uka-uka bikin Slenderman makin real mata gue (belum lagi efek main SLENDER jadi kebawa mimpi gue-_-). maksud gue kan banyak mahluk ga jelas yang mukanya emang rata di sini, tapi yang pasti ga pake tuxedo dan gaada tentakel di punggungnya. yaaa lo tonton aja sendiri, di tipi banyak kok. tapi yang jelas Slenderman lokal kita ga nyulik orang-orang, but if you meet Slenderman, be prepared to cry and pee on your pants :)
Kedua, The Grudge. lo tau game Ju On: The Grudge kan? itu loh game keluaran jepang buat PC dan Wii. sebenernya di sini sih pasaran banget. lo search di google atau di youtube The grudge itu banyak banget. fisiknya ya gitu, perempuan berambut panjang dengan daster putih dan goresan luka di mana-mana. yep, kita mungkin kenal si The Grudge dengan sebutan kunti, tapi bedanya dia ga suka ketawa dan dia jalannya ngesot. gue sih belom pernah nyobain (karena gue gapunya Wii), tapi kalo diliat di youtube sih lumayan serem. yaaa model horor asia lah, main ngagetin. makanya banyak orang indonesia bilang kalo The Grudge itu udah basi secara itu setan lokal asli indonesia. cuma karena orang bule baru kenal sama hal begituan makanya jadi tenar si The Grudge ini. padahal, dari dulu juga udah ada kok bahkan lebih serem. lo tau kan film The Ring? menurut gue sadako lebih serem daripada The Grudge
Masih banyak urban myth yang belum gue ulas dari video games, kayak Amnesia, Ao Oni, dsb. mungkin kalo kita bikin game sendiri dengan hantu lokal, mungkin bakal lebih sukses daripada Slenderman dan The Grudge (tapi tanpa pocong loh yaaa, walau fisiknya keliatan idiot tapi pocong itu aslinya serem loh-_-). cuma balik lagi ke kitanya, emang kita mikirin bangsa ini? boro-boro, kan kerjaanya berantem mulu :)

8/12/2012

Retoris

"Manusia dapat menjelaskan bagaimana alam semesta ini terbentuk, namun tidak dengan mengapa alam semesta ini dibentuk" -Para Pencari Tuhan Jilid 6
Gue ngerasa aneh....
Jadi selama ini pertanyaan "kenapa gue dilahirin", "kenapa gue ada di dunia ini" itu semuanya retoris.... kenapa? gue kepo.... tapi gue takut dianggap kalo gue meragukan adanya Allah..
TAPI GUE KEPOOOOO (; A ;)
Kenapa sih.. gue bukannya ga bersyukur, gue menikmati hidup kok. tapi kalo kayak gini terus gue bisa stress bung. terutama keluarga gue sendiri aja bikin skenario dan sandiwara buat gue. mereka pikir gue ga tau, tapi gue tau... gue tau semua itu... dan itu sakit banget loh. bahkan gue sendiri ragu kalo gue masih bisa percaya sama nyokap gue sendiri :')
Tapi gue sayang banget sama nyokap gue sendiri, sayang banget. kalo ga sayang gue ga mungkin mengubur mimpi gue demi dia. demi nyokap gue.....
Kenapa hidup ini penuh sandiwara sih? gue aja ga bersandiwara kok didepan mereka. kenapa? apa yang salah sama gue? seinget gue masa kecil gue tuh ga kayak gitu, ortu gue sayang sama gue (sampe sekarang juga sih) tapi ga segitunya. gue inget kok waktu nyokap gue nangis pas bokap gue marah-marah, dan itu gue masih umur 4 tahun seinget gue. itu memori yang gabisa lepas dari gue, gak akan pernah bisa. dan trauma itu keulang lagi, kenapa?
Ga ada yang tau kenapa semua itu terjadi, gaada yang bisa jawab
Bahkan gue masih bertanya-tanya, kenapa gue beda sendiri? padahal part itu udah diambil sama sepupu gue, tapi kenapa gue kecipratan juga? you know what i mean. dan lo tau kan siapa yang udah ngambil part itu? walau bukan sodara deket sih tapi bukannya hukumnya gitu? bukannya cuma satu orang? kenapa jadi 2 orang..
Oke mungkin itu gabisa gue pungkirin lagi, itu bukan rahasia lagi, tapi seenggaknya di SMA gue pengen gak kayak di SMP, gue pengen. tapi masalahnya kenapa ortu gue ga ngedukung? kenapa ortu gue malah ngejauhin gue? kenapa mereka malah nutup rapat-rapat soal gue? gue ini siapa? gue labil :')
Kalo ortu gue mau buka mulut mungkin sekarang gue ga perlu nanya kayak gini, kesannya gue meragukan adanya Allah..
Astaghfirullahaladzim :')
Apa gue kurang dewasa? apa gue terlalu kejauhan? bahkan temen-temen gue ga nanya kenapa dia dilahirin, mereka fine aja sama hidup mereka tuh (don't mention terasontime, itu sisi lain dari dunia, kawan. you'll explore what you've never seen:) )
It keeps bothering me, like a bee lives in my ears. I can't let myself free from these thoughts
Kalau gue dewasa nanti, apa iya gue bakal nemuin jawabannya?
Gue harap iya, tapi gue gamau jadi orang dewasa. orang dewasa itu jahat, mereka lebih mentingin dirinya sendiri, mereka gapunya sisi menyenangkan dalam hidup mereka. mungkin itu sebabnya mereka sering stress kali ya._.
Suatu saat gue percaya kalo pertanyaan gue diatas bukan retoris, pasti ada jawabannya :)
Amin..

Megane Senpai

Lo tau kan apa itu megane? yep, kacamata. dari kecil emang tipe cowok gue itu pake megane. di sekolah gue banyak yang pake megane tapi ada kakak osis yang bikin gue curious. makanya, kakak2 yang pake kacamata itu gue sebut Megane Senpai

Ada kakak osis namanya Adam. dia itu agak bences tapi hatinya baik :| pertama kali mos juga kayak ada magnet kecil dari si kak adam ini. mungkin karena dia memperkenalkan diri dengan bahasa jepang kali ya... hmmm. dia anak 12IPS, kelas berapanya gue ga tau. makanya gue ngasih coklat sama suratnya ke dia, karena osis cowok lainnya gue kurang srek gitu-,-

Yang kedua namanya Dio. Dia anak dance. roboticnya sih bagus, blockingnya dapet, cuma dance itu ga banget buat gue. yaaa lo tau kan gue trauma karena apa? :) anaknya sih kece, tapi sayang pendek._. (maaf banget loh kak maaf) ada jambulnya gitu. tadinya gue pengen ngasih surat sama coklatnya ke dia tapi gue agak gimanaaa gitu. oiya, dia kidal! lucu yaaaa :D

Terakhir namanya Rani, tapi dipanggilnya Kyora (yang ini cewek loh-,-). dari awal ketemu kak kyo itu..... kayak gue ketarik gitu aja sama charm-nya :| gue juga gangerti sih tapi (feeling gue loh ya..) kayaknya ini orang itu beda dari yang lain. sekarang gue juniornya dia (maksudnya junior dalam arti temen, gatau sih kalo dia nganggep gue temen juga :| tapi gue harap sih iya XD). dia ituuuu otaku loooohhh ah senangnya dapet senior otaku :') bahasa jepangnya juga normal (?) maksud gue, gue bisa paham apa yang dia omongin. walau ga se-master kak Adam (yaiyalah baru kelas 11 ca-__-) tapi dia bisa bahasa jepang :'). kita sama-sama teater, terakhir kali kita sharing itu jumat kemaren waktu gue guling2 sambil megap2 di pojok aula pas istirahat teater-___-" dia nanya "kamu kenapa" dan gue bilang "gapapa" padahal gue lagi ngedrop banget dan itu tiba-tiba, troll banget ga sih-___- yaaa lo tau kan kalo gue drop tiba-tiba gara-gara apa... kalo ga alergi yaaaa you know what i mean-,- ternyataaaaa kak kyo itu punya beberapa kesamaan sama gue (lanjutannya ada di diary :D). lucu-lucu anak teater itu, mereka semua punya cerita beda-beda. banyakan sih sedih tapi gue gamau ngungkit-ngungkit lah sendirinya aja gue kayak gini... /NO/ sekarang gue ngerti kenapa mereka masuk teater. menurut apa yang gue amatin sih ya, mereka itu gabisa lagi tahan cerita yang ada di otak, mereka pengen berekspresi, nuangin apa yang mereka pengen ledakin tapi gabisa, mereka benci rutinitas (aduh itu mah elo ca-_-). gue pribadi sih ingin lari dari kenyataan *salah* gue pengen lebih berekspresi lagi, gue gabisa nahan apa yang ada di otak gue lagi. intinya lelah :)